A. Pengertian Nasionalisme
Secara etimologis kata nasionalisme berasal dari bahasa Inggris atau nati Belanda, dan menurut KBBI, nasionalisme berarti memahami (mengajari) tanah air dan mencintai tanah air.Sikap cinta tanah air muncul dari kesadaran untuk mencapai, mempertahankan, dan melayani bersama identitas, integritas , kemakmuran, dan kekuatan suatu bangsa.
Secara tidak langsung, mereka yang menganut ideologi nasionalisme harus membenci kolonialisme dan perbudakan, dan niscaya akan berbakti kepada negara dan bangsanya, karena hal itu mencemarkan martabat bangsa. Nasionalisme sendiri merupakan salah satu bentuk patriotisme, sikap cinta tanah air dan bangsa, dan prinsip yang dipegang teguh oleh nasionalisme adalah kebebasan, persamaan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Konsep nasionalisme mencakup dua gagasan utama: pembangunan bangsa dan persatuan nasional. Definisi bangsa dan bangsa umumnya mengacu pada kelompok individu.
- Memiliki cita-cita bersama
- Memiliki sejarah hidup yang sama sehingga terciptanya rasa senasib sepenanggungan
- Memiliki adat budaya dan kebiasaan yang sama sebagai akibat dari adanya pengalaman hidup yang sama
- Menempati suatu wilayah tertentu yang merupakan kesatuan wilayah,
- Terorganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat sehingga setiap individu terkait dalam sebuah masyarakat yang berlandasan hokum.
Kesimpulan dari nasionalisme adalah:
Nasionalisme dalam arti luas adalah paham menciptakan dan mempertahankan kedaulatan nasional dengan mewujudkan konsep identitas bersama bagi sekelompok individu.
B. Latar Belakang Akar akar nasionalisme di indonesia
Rasa bahwa nasionalisme Indonesia sedang muncul sudah terbangun sejak lama, tidak secara tiba-tiba. Nasionalisme ini bersifat kedaerahan, bukan nasional. Baru pada awal abad ke-20 muncul nasionalisme selimut yang meliputi seluruh wilayah nusantara. Kelahiran nasionalisme Indonesia disebabkan oleh dua faktor, internal dan eksternal.
1.Faktor Intern
a. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang
Indonesia sebagai bangsa mengalami zaman kebangsaan pada masa kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Dua kerajaan, khususnya Majapahit, berfungsi sebagai negara-bangsa yang meliputi sebagian besar nusantara. Kebesaran ini akan menjaga pikiran dan impian masyarakat Indonesia selalu bisa menikmati kehebatan tersebut. Ini dapat membangkitkan sentimen nasional di antara populasi terpelajar di awal abad ke-20.
b. Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan
Bangsa Indonesia telah mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak zaman Portugal. Kebijakan penghancuran dan dominasi, monopoli perdagangan, tanam paksa dan sistem kerja paksa telah meluluhlantakkan bangsa Indonesia. Penderitaan ini telah menyadarkan bangsa Indonesia akan perlunya membangun kesadaran kebangsaan dan membangun persatuan. Dengan prakarsa kaum intelektual, persatuan ini dapat diwujudkan dalam bentuk perjuangan modern. Perkelahian tidak lagi dilakukan oleh angkatan bersenjata, tetapi oleh organisasi kepemudaan.
c. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia
Perkembangan sistem pendidikan Hindia Belanda tidak lepas dari politik etis. Artinya perubahan kolonial (Indonesia) sangat dipengaruhi oleh situasi Belanda. Tekanan datang dari kaum Sosial Demokrat yang menjadi anggota van Deventer. Pada tahun 1899 Courad Theodore van Deventer mengkritik tajam pemerintah kolonial Belanda. Kritik ini ditulis dan dimuat di majalah Belanda de Gids dengan judul Een eere fault, yang berarti hutang budi atau kehormatan. Artikel itu menjelaskan bahwa berkat pengorbanan rakyat Indonesia, celah perbendaharaan Belanda kembali tertutup. Oleh karena itu, Belanda mengucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia. Untuk itu ia harus dibayar dengan menambah kekayaannya melalui ide-idenya yang dikenal dengan trilogi van Deventer.Ingat isi dari trilogi van Deventer?Politik perjuangan disebut politik etis. Untuk mendukung pelaksanaan politik etika, pemerintah Belanda telah mencanangkan kebijakan pergaulan dengan semboyan perkumpulan.
Kebijakan klub ini berkaitan dengan sikap damai dan membangun hubungan yang harmonis antara Barat (Belanda) dan Timur (Masyarakat Adat). Tujuan awal Belanda dalam pendidikan adalah untuk mendapatkan tenaga kerja murah atau juru tulis dan mandor yang terpelajar dengan upah rendah. Untuk tujuan ini, Belanda mendirikan sekolah untuk penduduk asli. Dengan demikian jelaslah bahwa pelaksanaan politik etis tidak terlepas dari kepentingan pemerintah Belanda. Sistem pendidikan kolonial dibagi menjadi dua jenis: pendidikan umum dan pendidikan kejuruan. Keduanya dianggap menengah atas. Di bawah ini adalah contoh sekolah yang didirikan pada masa penjajahan Belanda.
d . Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia
Perkembangan pendidikan di Indonesia juga banyak diwarnai oleh pendidikan yang dikelola umat Islam. Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia yaitu pendidikan di surau atau langgar, pesantren, dan madrasah. Walaupun dasar pendidikan dan pengajarannya berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata pelajaran umum lainnya juga mulai disentuh. Usaha pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah dan Kristenisasi tidak mampu meruntuhkan moral dan iman para santri. Tokoh-tokoh pergerakan nasional dan pejuang muslim pun bermunculan dari lingkungan ini. Banyak dari mereka menjadi penggerak dan tulang punggung perjuangan kemerdekaan. Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim ternyata merupakan salah satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Para pemimpin nasional yang bercorak Islam akan sangat mudah untuk memobilisasi kekuatan Islam dalam membangun kekuatan bangsa.
e . Pengaruh Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia
Perkembangan sistem pendidikan Barat telah menciptakan kelas terdidik. Pendidikan pada masa penjajahan bersifat diskriminatif, tidak ada kesempatan bagi pribumi untuk mengenyam pendidikan, dan mereka yang mengenyam pendidikan didorong untuk mendirikan sekolah bagi pribumi. Sekolah ini juga dikenal sebagai Sekolah Nasional karena bertujuan untuk menanamkan rasa nasionalisme pada masyarakat dan menghasilkan generasi penerus yang sadar akan nasib bangsa. Selain itu, sekolah terbuka untuk semua masyarakat adat dan tidak mendiskriminasi kelompok mana pun. Tokoh pribumi yang mendirikan sekolah nasional antara lain Ki Hajar Dewantara yang mendirikan Taman Siswa, Douwes Dekker mendirikan Ksatrian School, dan Moh. Syafei mendirikan perguruan Indonesische Nederlandsche School Kayu Tanam (INS Kayu Tanam).
f . Dominasi Ekonomi Kaum Cina di Indonesia
Pedagang nonpribumi, terutama pedagang Tionghoa, semakin membuat frustrasi pedagang pribumi. Pada tahun 1901, kemarahan para pedagang lokal mencapai puncaknya ketika keturunan Tionghoa mendirikan universitas mereka sendiri, China Hall. Kekesalan ini diciptakan Belanda untuk mengobarkan kecemburuan masyarakat Indonesia terhadap keturunan Tionghoa. China diberi kesempatan untuk menguasai retail dan toko serta menjadi pemungut pajak bagi pemerintah Belanda. Ini membuat Cina lebih agresif. Acara tersebut menghasilkan persatuan yang kuat di antara para pedagang lokal untuk melawan pengaruh para pedagang Tionghoa.
g . Peranan Bahasa Melayu
Penduduk Indonesia tidak hanya mayoritas Muslim, tetapi juga memiliki bahasa sosial yang sama (lingua franca) yang disebut bahasa Melayu. Dalam perkembangannya, bahasa Melayu menjadi bahasa nasional Indonesia. Bahasa Melayu telah memantapkan dirinya sebagai bahasa pergaulan dan menjadi wahana penting untuk menyebarkan semangat nasionalisme dan nasionalisme ke seluruh Indonesia.
h. Istilah Indonesia sebagai Identitas Nasional
dan kata nesos (bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain. Dalam tabel berikut akan diuraikan perkembangan penggunaan istilah Indonesia.
Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) (bahasa Latin untuk India) dan "nesos" (bahasa Yunani untuk "kepulauan"), sehingga kata "indonesia" berarti kepulauan Hndia. Istilah Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia, G.R. Logan, Adolph Bastian, Van hollen Hoeven, Snook Hürgronje.
2. Faktor Ekstern
Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam negeri, juga ada faktor yang berasal dari luar (ekstern). Berikut ini faktor-faktor ekstern yang memberi dorongan dan energi terhadap lahirnya pergerakan nasional di Indonesia.
a. Kemenangan Jepang atas Rusia
Selama ini berkembang anggapan bahwa keberanian bangsa Eropa (kulit putih) merupakan simbol keunggulan atas bangsa lain yang berkulit berwarna. Ini bukan fakta sejarah. Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika terjadi perang antara Jepang dan Rusia pada tahun 1904-1905, pemenang perang tersebut adalah Jepang, memberikan semangat juang para pelopornya.
b . Partai Kongres India
Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
c . Filipina di bawah Jose Rizal
Filipina adalah koloni Spanyol yang ada dari tahun 1571 hingga 1898. Sepanjang sejarah Filipina, ada seorang bernama Jose Rizal yang mendirikan Liga Filipina dan merintis pergerakan nasional. Pada tahun 1892, Jose Rizal memimpin gerakan perlawanan bawah tanah melawan penindasan Spanyol. Tujuan yang ingin dicapai adalah membangkitkan nasionalisme Filipina dalam menghadapi kolonialisme Spanyol. Dalam perjuangan tersebut, Jose Rizal dieksekusi mati pada tanggal 30 Desember 1896 setelah pemberontakan Katipunan yang gagal. Sikap patriotik dan nasionalisme Jose Rizal menggugah semangat rela berkorban dan cinta tanah air di kalangan intelektual Indonesia.
d . Gerakan Nasionalisme Cina
Dinasti Manchu (Dinasti Qing) memerintah Tiongkok dari tahun 1644 hingga 1912. Karena dinasti ini bukan keturunan Tionghoa, orang Tionghoa memandangnya sebagai dinasti asing. Pengaruh Barat menyebabkan munculnya gerakan massa yang menuduh dinasti Manchu lemah dan berkolaborasi dengan imperialis Barat Imperialis Cina dan rakyat Cina bergerak melawan dinasti Manchu. Kemunculan gerakan nasionalis Tionghoa dimulai dengan Pemberontakan Taiping (1850-1864), disusul Pemberontakan Boxer. Langkah ini menginspirasi semangatnya di Indonesia.
e . Gerakan Turki Muda
Pada tahun 1908, Mustafa Kemal Pasha memimpin gerakan nasionalis Turki. Gerakannya disebut gerakan Turki Muda. Ini panggilan untuk pembaharuan dan modernisasi di semua bidang kehidupan manusia. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politik kepada Gerakan Nasional Indonesia karena mengarah pada reformasi dan modernisasi.
Baca juga Akar Demokrasi Indonesia
Post a Comment for "penjelasan lengkap akar akar nasionalisme di indonesia"
wajib meninggalkan komentar yang positiff....thanks sudah mengunjungi blog kami